Jalin kerjasama dengan Google, Bebras dan Dikbud Kota Malang, JTI Polinema laksanakan webinar “Menjadi Guru Penggerak Merdeka Belajar”

MALANG – Minggu (19/9/2020), JTI Polinema menyelenggarakan webinar bertajuk “Menjadi Guru Penggerak Merdeka Belajar Melalui Computational Thinking dalam Gerakan PANDAI” yang bekerja sama dengan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Bebras Indonesia, dan Google.Org. Webinar diikuti sebanyak 220 orang yang merupakan Guru SD dan SMP se Malang Raya. Acara ini berlangsung dari jam 08.30-12.00 dan ditayangkan secara streaming di Google Meet dan channel YouTube JTI Polinema.

Acara dibuka oleh Ketua Jurusan Teknologi Informasi, yaitu Bapak Rudy Ariyanto, S.T. M.Cs. tepat pada jam 08.30. Beliau menyebutkan Polinema sebagai sejak lama telah menjadi biro Bebras dan sangat mendukung program Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yakni Merdeka Belajar. Berikutnya ada sambutan dari perwakilan Google.Org, Bapak Danny Ardianto, Ph.D. kepada bapak-bapak dan ibu-ibu guru peserta webinar. Garis besar yang dapat ditarik dari sambutan tersebut adalah mari bersama-sama untuk menggerakkan merdeka belajar dengan Computational Thinking (CT) melalui gerakan PANDAI sehingga Indonesia dapat bersaing secara global terhadap SDM yang Unggul yang tentunya ini perlu bantuan dari Bapak Ibu Guru sekalian.

Guru penggerak merupakan guru yang mampu menggerakkan ekosistem sekolah untuk mewujudkan peserta didik merdeka belajar dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berpusat pada peserta didik. Guru penggerak merupakan guru tepilih yang nantinya akan menjadi mentor untuk memberikan dampak kepada lingkungan sekitar guru tersebut yaitu kelas, sekolah, MGMP hingga komunitas di sekitar. Saat ini. Malang merupakan salah satu bagian dari pilot project Guru Penggerak dan menjadi kota paling banyak pendaftar dengan total 1050 guru.

Gerakan PANDAI merupakan program yang diselenggarakan oleh Bebras Indonesia dan disponsori oleh Google.org. Lebih lanjut, gerakan ini memberikan pelatihan CT atau Computational thinking kepada guru-guru agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Bebras Indonesia sebagai pelaksana gerakan PANDAI menghimpun relawan dosen dari Perguruan Tinggi di berbagai kota untuk melatih guru mengembangkan kemampuan CT siswa. Terdapat 4 Aspek CT yaitu Abstraction, Algorithm, Decomposition dan Pattern. Hal ini menekankan bagaimana siswa dapat membaca sebuah soal, berpikir cepat dan logis untuk menyelesaikan masalah atau menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Meskipun CT menggunakan konsep informatika, namun pembuatan soal CT bisa diinterpretasikan di bidang-bidang lain. Acara berikutnya yakni merupakan menghimpun guru inti dan guru sasaran untuk gerakan PANDAI. Di webinar selanjutnya, akan diadakan workshop computational thinking untuk guru-guru yang telah mendaftar. (IDA/FUM)


Workshop Amazon Web Services (AWS) Untuk Para Dosen Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Malang

MALANG – Jumat (24/1/2020), Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Malang (JTI Polinema) menyelenggarakan workshop tentang Amazon Web Services (AWS) yang bertempat di Lantai 7, Ruang LKJ 2, Gedung Teknik Sipil Polinema. Workshop ini diadakan untuk menunjang performa dan pemutakhiran pengetahuan mengenai program AWS. Amazon Web Services adalah sekumpulan layanan-layanan berbasis Cloud Computing yang dibuat oleh Amazon sejak tahun 2002. JTI Polinema bekerja sama dengan pihak Amazon dalam pelaksanaan acara ini.

Workshop dibuka oleh Bapak DR. Eng. Rosa Andrie Asmara, ST., MT., selaku Sekretaris JTI Polinema pada pukul 10.00 WIB. Selanjutnya, perwakilan dari Amazon, Bapak Aris Prabhawa mengisi materi bertemakan “Introduction to Amazon Web Services and EC2”. Beliau memulai dari AWS, EC2 dan juga pelatihan Hands-On Lab. Pria yang menjabat Public Sector Solution Architect ini, membahas tentang pengenalan dan keuntungan menggunakan AWS di awal materi. AWS berbasis Cloud Computing on-demand IT delivery services, yang membuka portal untuk membuat resource langsung berdasarkan keperluan dan permintaan. Program ini juga menyediakan 165 layanan yang mendukung machine learning. Materi dilanjutkan pada pembahasan EC2 mengenai pemilihan sistem yang digunakan, sistem operasi yang mendukung, terminologi, dan juga desain keamanan.

Setelah selesai dalam penyampaian materi, sesi workshop dilanjutkan pada Hands-On Lab dengan pembuatan akun yang telah disediakan oleh grup AWS. Pada sesi ini, peserta workshop diminta untuk login dan menggunakan AWS console yang tersedia. Menjelang akhir acara, pemateri memberi trial mengenai pengaplikasian program pada layanan web.  Para dosen-dosen Polinema sangat antusias tentang workshop ini. Berbagai pertanyaan diajukan oleh peserta mengenai teknis dan juga segi pembayaran layanan AWS sendiri. Testimoni salah satu dosen, Muhammad Unggul Pamenang, S.ST., M.T, mengenai acara ini “Ilmu yang diberikan amat bermanfaat dan program ini sangat ekonomis. AWS bisa meminimalisir cost saat membuat server kita sendiri dalam membuat layanan web.” (FUM)


Jalin Kerjasama dengan Shenyang University of Technology, JTI Polinema Terbangkan Empat Mahasiswa ke Tiongkok

MALANG – Empat mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi (JTI) Politeknik Negeri Malang (Polinema) telah berangkat ke negeri tirai bambu pada hari selasa (8/10/2019) kemarin, dalam rangka kerjasama antar kampus Polinema dan Shenyang University of Technology. Para mahasiswa tersebut yaitu Ambrosius Bimas Yudistira (TI-3H), Ikhlaashul Mu’aasyiqiin (TI-3H), Mike Vera Rotua Saragi (TI-3H), dan Nissa Auwliya Luth Dendy (TI-3H). Mereka menempuh gelar double degree (gelar ganda) setelah menyelesaikan empat semester di JTI Polinema. Keempat mahasiswa ini, nantinya akan menempuh dua tahun studi lanjut di Tiongkok.

Nissa, salah satu mahasiswa yang terpilih, menjelaskan jika program ini akan sangat bermanfaat demi masa depannya kelak. Lebih lanjut, ia memaparkan tentang bagaimana dirinya terpilih pada program gelar ganda ini, “Alhamdulillah, kami berempat terpilih setelah menempuh seleksi yang ketat di JTI. Awalnya, kami mendaftar terlebih dahulu di akhir semester empat kemarin. Lalu kami mengikuti tes TOEFL sebagai ketentuan awal, mengingat di Tiongkok nanti proses belajar mengajar akan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.” ujarnya.

Sementara itu tanggapan perwakilan dari JTI Polinema, ibu Eka Larasati Amalia, S.ST., M.T.,  mengemukakan jika dengan kolaborasi ini, mahasiswa bisa mengambil banyak manfaat bagi individu maupun untuk kampus. “Dengan adanya kerjasama ini, semoga para mahasiswa nanti bisa membagikan pengalaman dan ilmunya bagi jurusan dan teman sebayanya. Selanjutnya, semoga dengan double degree program ini, JTI Polinema bisa menambah kuota gelar gandanya keluar negeri tahun depan.” tutup dosen muda ini.