Malang – Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Malang mengadakan Workshop Gerakan Pandai – Pelatihan Computational Thinking untuk Guru yang bekerja sama dengan Google.org dan juga Bebras Indonesia, serta didukung oleh Kementrian Agaman wilayah Provinsi Jawa Timur. Acara ini dihadiri oleh Bapak Imam Fahrur Rozi, ST., MT sebagai Ketua Program Studi DIV-Teknik Informatika , Bapak Dr. H. Sugiyo, M.Pd sebagai Kepala Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Kanwil Kemenag Provinsi Jatim, Ibu Dr. Inggriani Liem Sebagai Ketua NBO Bebras Indonesia dan Ketua Scientific Committee Nasional Gerakan PANDAI, Bapak Agung Nugroho Pramudhita, ST., MT Sebagai Biro Bebras Politeknik Negeri Malang, dan Para peserta yaitu guru MIN, MtsN, dan MAN. Workshop ini diadakan pada tanggal 27-28 Agustus & 3, 10 September 2021dan dilakukan secara daring dan juga di siarkan secara langsung di Youtube JTI Polinema.
Dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh Bapak Noprianto, S.Kom., M.Eng. agar acara bisa berjalan dengan lancar dan ilmu yang di dapatkan bisa menjadi ilmu yang bermanfaat. Lalu dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Bapak Imam Fahrur Rozi, ST., MTyang menggantikan Bapak Rudy Ariyanto, S.T., M. Cs. Sebagai Ketua Jurusan Teknologi Informasi. Beliau mengucapkan terimakasih kepada para tamu undangan, peserta, dan juga panitia karena sudah meluangkan waktu untuk hadir pada acara ini. Saat ini kita menghadapi masa yang tidak menentu, yang semakin lama semakin berat dan semakin kompleks. Maka dari itu siswa perlu dibekali kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah yang lebih kompleks, yaitu dengan cara Computational Thingking. Dari masalah besar, dipecahkan menjadi lebih kecil agar lebih mudah diselesaikan. Sambutan ini ditutup dengan harapan setelah mengikuti acara ini, “Harapannya disini kita bisa sharing bersama, belajar bersama, dan bisa memberikan kemampuan berpikir komputasi kepada siswa, agar siswa bisa terbiasa menyelesaikan masalah yang kompleks dengan cara yang mudah.” Bapak Imam (27/08/21)
Setelah itu, dilanjutkan dengan Sambutan yang disampaikan oleh Bapak Dr. H. Sugiyo, M.Pd sebagai Kepala Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Kanwil Kemenag Provinsi Jatim. Beliau menyampaikan kalau acara ini amat sangat bermanfaat dan informatif, karena acara ini selaras dengan kebutuhan Mutu Pendidikan Indonesia yang bahkan diadakan secara gratis. Saat ini lambat laun semua sudah tergantikan oleh Teknologi. Para guru ini diharapkan untuk bisa menjadi pengendali perubahan yang ada setiap harinya, bukan hanya mengikuti arus perubahan yang ada. Saat ini murid sudah bisa mencari jawaban tanpa bertanya kepada guru lagi, jawaban yang nanti muncul ada yang deskriptif, berbentuk grafik, bahkan berbentuk video. Beliau juga menyampaikan pesan untuk para peserta, “Akan bahaya jika nantinya sekolah hanya untuk formalitas saja, dan juga anak didik kita nantinya mendapatkan ilmu dari luar. Maka dari itu diharapkan para guru untuk selalu mengembangkan diri agar bisa memberikan yang terbaik untuk peserta didik kita” Dr. H. Sugiyo, M.Pd (27/08/21). Lalu, harus dicermati juga agar nanti para guru bisa membimbing para murid dengan sungguh-sungguh tanpa membuang waktu para anak didik.
Selanjutnya adalah sesi Pengenalan Computational Thinking yang disampaikan Ibu Dr. Inggriani Liem Sebagai Ketua NBO Bebras Indonesia dan Ketua Scientific Committee Nasional Gerakan PANDAI. Beliau mengawalinya dengan penyampaian kalau Computational Thinking itu adalah ilmu yang bisa mengajari orang untuk bisa irit tapi tidak pelit, dan juga bisa mengajari orang menjadi lebih optimal. Beliau menjelaskan tentang apa itu Computational Thinking (CT), lalu mengapa CT itu penting, dan juga bagaimana cara mengajar CT kepada siswa. Beliau mengatakan jika mengajarkan CT tidak bisa hanya dengan teori, “Seperti berenang, kita tidak bisa mengajarkan teori berenang saja, tapi bawa dia ke kolam renang, biarkan berenang jika siswa kesusahan, maka bantu siswa dan mereka akan survive.” Ujar Ibu Dr. Inggriani (27/08/21). Selain itu, Keseimbangan dari jasmani, rohani, dan hati yang baik juga dibutuhkan. Karena hati yg baik menimbulkan pikiran yang baik baik, ucapan yang baik, tindakan yang baik, dan semuanya baik. Maka di profil pelajar Pancasila dimulai dengan, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Beliau menjelaskan Computational Thinking (CT) dengan cara yang sangat mudah dipahami oleh para peserta.
Berikutnya dilanjutkan oleh Pengenalan Gerakan Pandai yang disampaikan oleh Bapak Agung Nugroho Pramudhita, ST., MT Sebagai Biro Bebras Politeknik Negeri Malang. Beliau menjelaskan tentang Gerakan Pandai ini dilaksanakan oleh Bebras Indonesia dengan dukungan Google.org untuk mengajarkan Computational Thinking kepada para siswa melalui 22.000 guru berbagai mata pelajaran di Indonesia yang dilaksanakan pada tahun 2020 dan 2021. Gerakan baru ini memiliki latar belakang yaitu perlunya berpikir kritis dan kreatif terutama saat ini dimana pesaingan global semakin menantang dan juga mensupport pemerintah dalam menciptakan Guru Penggerak dan suasana merdeka belajar bagi para siswa. Selain itu, Gerakan ini juga memiliki tujuan yaitu mengenalkan Computational Thinking (CT) dan Tantangan Bebras sebagai salah satu wahana berlatih CT dengan cara menyenangkan dan membebaskan siswa dari sekat-sekat berpikir sebuah mata pelajaran saja. Selanjutnya, beliau juga menyampaikan tentang manfaat gerakan pandai yaitu memberikan ide, bagaimana cara menggunakan CT ke dalam mata pelajaran, merancang lesson plan yang mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran Matematika, Sains (IPA, IPS), dan Bahasa.
Pada hari kedua, workshop dilanjutkan dengan materi yang tak kalah menarik dari hari pertama. Pemateri di hari kedua ini ada Bapak Odhitya Desta Triswidrananta, S.Pd., M.Pd., Bapak Vipkas Al Hadid Firdaus, ST,. MT, Bapak Noprianto, S.Kom., M.Eng, dan Bapak Agung Nugroho Pramudhita, ST., MT. selaku Biro Bebras Politeknik Negeri Malang.
Untuk materi yang pertama yaitu CT bagi Siswa MI, MTS, MA “Strategi infus Computational Thinking ke mata Pelajaran” yang disampaikan oleh Bapak Odhitya Desta Triswidrananta, S.Pd., M.Pd., Beliau mmenjelaskan dengan adanya CT tidak masalah sehingga semua guru sangat bisa masuk kedalam kurikulum dengan membangun kurikulum tanpa adanya halangan. CT dapat diterapkam pada semua mata pelajaran karena CT adalah proses berpikir untuk problem solving. CT adalah “generic” thinking skill yang perlu diasah dengan praktek, bukan dengan teori. Mengapa pula Computational Thinking ini bisa perlu diterapkan, karena skor PISA 2015 kemampuan matematika, membaca, dan sains pelajar Indonesia tertiggal jauh dari negara tetangga dan rata-rata negara OECD. Lalu diperkirakan Indonesia baru bisa mencapai skor rata-rata OECD pada tahun 2065. Praktiknya bisa dalam mata pelajaran. Soal-soal yang diajarkan dibuat oleh orang-orang yang berkompeten dibidangnya dan bertaraf internasional. Cara mengajarkan CT pun sangat beragam diantarnya dengan memberikan soal-soal tentang bebras, permainan atau aktivitas fisik, penyelesaian masalah, dan implementasi pada mata pelajaran.
Kemudian dilanjut untuk materi yang kedua yang dibawakan oleh Bapak Vipkas Al Hadid Firdaus, ST,. MT. Beliau menjelaskan tentang pembuatan akun dan latihan CT secara online menggunakan learning Management System (LMS). Para peserta diberikan laman LMS tersebut yang kemudian dipandu oleh Bapak Vipkas. Selain itu, mereka juga dilatih untuk mengerjakan berbagai soal, setelah pengerjaan tersebut terdapat sesi untuk membahas soal-soal yang telah mereka kerjakan. Para peserta sangat antusias dalam sesi tersebut. Pada sesi terakhir, para peserta juga diberikan kesempatan untuk bertanya.
Materi selanjutnya dipaparkan oleh Bapak Noprianto, S.Kom., M.Eng, yang mengenalkan Pengenalan Computational Thinking Berbasis Aktivitas dengan pengarahan ke situs-situs online terkait CT (demo, mencoba) dan belajar resourcing ke situs-situs CT (blockly) dan memberikan berbagai contoh pengenalan CT berbasis aktivitas luring maupun daring. Kegiatan pada sesi ini bersifat “hands on” yaitu kegiatan tersebut konkrit yang dilakukan siswa dan penekanan pada proses berpikir bukan hanya hasil produk. Beliau juga menjelaskan tentang model pembelajaran problem based learning dan model project based learning berdasakarkan proyek yang dibuat untuk memecahkan permasalahan.
Sesi terakhir disampaikan oleh Bapak Agung Nugroho Pramudhita, ST., MT. Peserta diminta untuk melakukan pengumpulan tugas sesuai dengan deadline yang ditentukan oleh panitia. Dalam sesi terakhir ini juga terdapat doorprize yang sangat menarik untuk peserta workshop. Workshop ini akan dilanjutkan pada tanggal 3 dan 10 September 2021.
(MIR&OSY/ODT)