Tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina. Begitu bunyi pepatah yang sering kita dengar. Pepatah ini menganjurkan kita untuk terus menuntut ilmu, dimanapun, kapanpun, tanpa mengenal lelah. Tak pernah ada kata terlambat untuk belajar. Tidak ada batasan apapun yang dapat menghambat proses belajar. Waktu, tempat, usia, bahkan dari siapa kita belajar.
Termasuk 20 orang mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi, yang telah lolos seleksi sebagai peserta Temasek Foundation Scale (TF Scale). TF Scale merupakan bentuk kerja sama antara Politeknik Negeri Malang, khususnya Jurusan Teknologi Informasi dengan Republic Polytechnic of Singapore dalam bidang pertukaran pelajar. Dalam empat tahun terakhir, Republic Polytechnic of Singapore mempercayakan Polinema sebagai partner dalam meningkatkan keilmuan dan pengalaman bagi mahasiswa mereka. Setiap tahun, mahasiswa Jurusan TI Polinema yang telah lolos seleksi TF Scale diberangkatkan ke Singapura untuk mengerjakan berbagai proyek bersama mahasiswa RP Singapore, juga mempelajari budaya di Singapura. Demikian juga mahasiswa RP Singapore yang telah lolos seleksi, diberangkatkan ke Indonesia, tepatnya ke Polinema, juga untuk mengerjakan proyek bersama mahasiswa Polinema, sekaligus mempelajari sekilas budaya Indonesia.
Tahun ini, tepatnya pada tanggal 2-19 Oktober 2017, peserta TF Scale dari Jurusan TI Polinema berangkat ke Singapura. Beberapa minggu sebelum pemberangkatan, seluruh peserta dibekali dengan berbagai macam kebutuhan dan kemampuan yang akan mereka butuhkan saat berada di Singapura nanti. Didampingi satu orang dosen pendamping dari Polinema, seluruh peserta diberangkatkan dari Polinema. Pemberangkatan dilakukan dini hari, mengingat pesawat menuju Singapura dijadwalkan pukul 05.00 WIB dari Bandara Juanda Surabaya. Peserta dilepas langsung oleh Ketua Jurusan Teknologi Informasi, Rudy Ariyanto, ST., M.Cs., didampingi beberapa pimpinan Polinema.
Selama di Singapura, banyak hal yang dipelajari oleh para peserta. Mulai dari perbedaan bahasa, dimana bahasa Singlish (Singapore-English) menjadi bahasa utama yang digunakan sehari-hari. Bahasa ini berbeda dengan bahasa Inggris pada umumnya, sehingga tentu saja butuh waktu bagi para peserta untuk dapat menyesuaikan diri. Perbedaan budaya, kebiasaan, makanan, juga menjadi tantangan tersendiri bagi peserta, yang memaksa peserta untuk segera menyesuaikan diri, agar tidak ketinggalan dalam mengikuti seluruh kegiatan yang telah dijadwalkan.
Pada akhir kunjungan, tepatnya pada saat closing ceremony, masing-masing peserta dari Polinema menampilkan beberapa pertunjukan yang telah disiapkan jauh-jauh hari. Closing ceremony yang diselenggarakan di Republic Polytechnic of Singapore ikut dihadiri oleh Ketua Jurusan Teknologi Informasi didampingi beberapa pimpinan jurusan dan dosen yang berperan aktif dalam mempersiapkan peserta TF Scale. (ayu)