MALANG – Demi memenuhi lulusan yang siap kerja, Jurusan Teknologi Informasi Polinema tidak hanya menyiapkan kemampuan hard skills mahasiswa  dalam perkuliahan. Selain kemampuan tersebut, penggunaan soft skills juga amat penting dalam pembekalan para calon lulusan di masa depan. Pada bulan Oktober 2020, JTI Polinema melaksanakan webinar berjudul “Tantangan dan Tips Berkarir di Bidang Teknologi Informasi” bagi seluruh mahasiswa semester akhir program studi D3 Manajemen Informatika dan D4 Teknik Informatika. Acara ini didukung oleh dua pemateri yang ahli di bidang Human Resources yaitu Bapak Wily Ariwiguna dari Stevland Bridge dan juga Bapak Faza Falkar Cordova dari PT. Telkom Indonesia.

Acara dibuka tepat pada jam 08.00 WIB oleh Ibu Rokhimatul Wakhidah sebagai MC yang juga menjabat sebagai dosen JTI Polinema. Selanjutnya, Sekretaris Jurusan, Bapak Rosa Andrie Asmara yang memberi sambutan terkait pentingnya soft skills yang dibutuhkan di dunia karir. Beliau juga menyampaikan jika materi yang disampaikan di webinar ini amatlah penting karena pekerjaan yang akan dihadapi mahasiswa tidak hanya membutuhkan kemampuan IT saja, namun sikap, perilaku, dan berkomunikasi dengan rekan kerja. Lebih jauh, beliau meminta mahasiswa untuk mulai meningkatkan kemampuan softskills sejak dini dengan mengikuti organisasi dan membangun hubungan dengan mahasiswa lain.

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pemateri pertama, yaitu Bapak Wily Ariwiguna yang dimoderatori oleh Bapak Faiz Ushbah Mubarok sebagai dosen bahasa Inggris JTI. Bapak Wily menjelaskan terkait karir yang berarti “perjalanan” metaforis individu melalui pembelajaran, pekerjaan, dan aspek kehidupan lainnya. Banyak mahasiswa yang belum mengetahui jika karir dimulai saat kuliah dan terlambat sadar sehingga banyak yang tidak siap menghadapinya. Dalam karir, terdapat portofolio karir yang digunakan untuk merencanakan, mengatur, dan mendokumentasikan pendidikan, contoh pekerjaan, dan keterampilan. Orang-orang menggunakan portofolio karier untuk melamar pekerjaan, melamar ke perguruan tinggi atau program pelatihan. Portofolio karir berfungsi sebagai bukti keterampilan, kemampuan, dan potensi seseorang di masa depan.

Lebih lanjut, Pak Wily juga berpesan pada mahasiswa tingkat akhir jika perusahaan tidak hanya melihat kompetensi tapi juga tujuan hidup dan value. Beliau juga meyakinkan para peserta jika mereka adalah yang paling tahu akan persona diri masing-masing dan bisa dikemas dengan citra sesuai dengan apa yang kita miliki dan mengkomunikasikannya pada perusahaan. “Sebelum lulus atau mulai masuk bekerja, alangkah baiknya jika kita bisa membentuk persona diri/kemasan kita” ujarnya. Terakhir, beliau mengemukakan tentang karakter, pengetahuan, dan keahlian yang dapat dibangun demi mengejar cita-cita setiap orang.

Berlanjut pada acara kedua, Bapak Yoppy Yunhasnawa bertindak sebagai moderator dari pemateri Bapak Faza Falkar dari Telkom Indonesia. Pak Faza memberi kuliah tentang “Being Professional in the workplace”, mengenai menjadi profesional di dunia kerja Teknologi Informasi. Beliau membuka materi dengan slogan “Untuk dapat bertahan, harus mampu beradaptasi.” Sama halnya dengan di dunia kerja, penting untuk membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja, sehingga bisa bekerja secara sinergi. “Ada pemahaman tertentu dan pencapaian standar kompetensi yang ada pada perusahaan, di Telkom kami punya Technical, Professional, dan Leadership Competencies yang harus dipahami setiap pekerja” ucapnya.

Lebih jauh lagi, beliau menekankan pada sikap sopan, menghormati, dan bijaksana karena dalam perusahaan terdapat berbagai macam orang dengan latar belakang, sifat, dan usia yang berbeda. Pak Faza juga menyampaikan pentingnya Critical Thinking dan Causatic Reasoning dalam bekerja agar tidak segera menyesuaikan pada asumsi orang lain tanpa melihat data. Poin selanjutnya yaitu terkait pentingnya mengambil keputusan. “Keputusan yang jelek terkadang lebih tepat daripada tidak ada keputusan. Jika keputusan bermasalah, pastikan menyelesaikan permasalahan utamanya, jangan hanya gejalanya.” ujar beliau.

Terakhir, Pak Faza meminta setiap peserta untuk menemukan area kendali kita. Ini bertujuan untuk menyesuaikan apa yang bisa kita dan tidak bisa kontrol . “Gunakan matriks prioritas kerja dan dampak untuk memilih pekerjaan mana yang perlu segera dilakukan, ini amat perlu dalam pekerjaan.” pesan beliau. Ia melanjutkan, “Untuk mengatasi stres, manfaatkan hobi dan bersosialisasi dengan rekan kerja yang memiliki hobi yang sama. Kalian harus mampu belajar sendiri dengan cepat. Manfaatkan course-course yang ada dan harus mampu adopsi teknologi yang baru. Gabung dengan komunitas dan Meetup/forum untuk upgrade diri.” (FUM)